Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Catatan Kecil Saat Membaca Novel "Saman"

Gambar
Ada novel ketika selesai dibaca akan segera terlupa, namun ada pula novel yang menyisakan jejak, seperti aroma tanah setelah terkena hujan. Novel berjudul “Saman” karangan Ayu Utami ini masuk di kategori kedua. Novel ini tidak sekadar bercerita, tetapi lebih jauh menyelinap ke dalam tubuh, ke dalam ingatan, bahkan ke dalam percakapan sunyi antara jiwa dan dunia. Ia hadir seolah ingin mengingatkan kita bahwa di balik tubuh perempuan yang lama dibungkam, ada bahasa lain yang terus mencari bentuknya. Saya membaca "Saman" bukan karena penasaran pada kontroversi yang selalu mengiringinya. Tetapi lebih karena ingin mengetahui seperti apa suara perempuan ketika ia benar-benar dibiarkan berbicara. Bukan hanya tentang cinta, namun juga tentang tubuh, iman, dan dunia yang seringkali mengirisnya dalam diam. Hemat saya, Ayu utami menuliskan novel ini dengan sangat gentar dan tenang. Ia seperti membuka jendela ke ruang-ruang yang selama ini diselimuti kabut. Melalui tokoh-tokohnya, sepert...

Filsafat Tak Tinggal di Menara Gading, Ia adalah Nafas Sehari-hari

Gambar
Hemat saya, filsafat sejak awal kelahirannya, bukanlah semata-mata tentang konsep-konsep abstrak yang hanya bisa dijangkau oleh mereka yang hidup di menara gading. Filsafat lahir dari kekaguman, dari rasa heran yang sangat manusiawi, dari keinginan untuk memahami hidup yang begitu dinamis, kompleks, dan tak jarang melelahkan. Saya percaya bahwa filsafat, sebagaimana yang diimpikan oleh para filsuf awal, mestinya kembali ke akar kemanusiaannya, yaitu menjadi lentera yang menyinari hidup sehari-hari, dan bukan hanya perdebatan akademik yang terkurung dalam seminar dan jurnal ilmiah. Maka dari itu, saya lebih nyaman memposisikan filsafat sebagai sahabat yang diam-diam menuntun, dan bukan sebagai hakim yang sibuk menghakimi. Pernah suatu pagi, ketika saya berjalan menyusuri lorong rumah menuju jemputan mobil, saya teringat pada kata-kata Hannah Arendt (1906-1975), bahwa berpikir bukanlah sebuah aktivitas mewah, melainkan tanggung jawab moral. Hari ini, di mana dunia semakin dipenuhi kebisi...