TARIAN HIDUP



Suatu hari seorang teman bercerita. Ia pernah mengikuti kelas menari, tetapi kemudian ia berhenti. Suatu malam, tiba-tiba saja ia ingin sekali menari. Ia pun menyetel musik dan mulai menari sendirian di ruang kamarnya yang besar. “Ruangan itu cukup besar untuk langkah-langkahku yang acak, namun aku terus bergerak mengikuti alunan musik”, ucapnya.

Cerita sederhana ini membawa makna yang dalam. Hidup ini tak ubahnya seperti tarian di malam itu. Kita bergerak tanpa tahu pasti kemana langkah akan membawa. Kadang kita tersandung, kehilangan ritme, atau bahkan terjatuh, tetapi selama kita terus bergerak, kita masih tetap dalam tarian kehidupan.

Hidup adalah proses. Ia bukan tujuan akhir, melainkan alur yang terus mengalir. Setiap langkah adalah kisah. Setiap gerak adalah pertemuan – antara harapan dan keraguan, keberanian dan ketakutan. Rumi pernah berbisik lewat puisinya, “Jangan khawatirkan langkahmu yang salah, karena bahkan kesalahan adalah bagian dari tarian.”

Apa sebenarnya yang menggerakkan manusia? Ada yang menjawab, energi. Energi adalah sesuatu yang tak kasat mata, tetapi kita bisa merasakannya. Dalam denyut darah, dalam debar dada, dalam desah nafas yang tak pernah putus. Energi ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga sebuah dorongan batin yang membawa kita menembus batas-batas yang tak terlihat.

Sebagian menyebutnya sebagai anugerah dari Tuhan. Sebagian lagi menyebutnya sebagai keajaiban alam semesta. Tetapi apapun namanya, kehadiran energi adalah untuk mendorong manusia bisa maju. Lao Tzu mengatakan, “Bila kamu mengikuti aliran Tao, maka kamu menjadi seperti air. Kamu bergerak tanpa memaksa, tetapi bisa menembus apa pun."

Tarian hidup mengajarkan kita tentang harmoni. Ketika ritme hilang, kita bisa belajar berdamai dengan ketidaksempurnaan. Ketika langkah tersendat, kita tahu bahwa jatuh adalah bagian dari menari. Hidup tidak selalu tentang keunggulan, melainkan tentang keberanian untuk terus bergerak meski dunia terasa membebani.

Kahlil Gibran pernah menulis, “Kesedihan dan kebahagiaanmu adalah pasangan yang menari bersama. Bila satu bergerak ke depan, maka yang lain mengikuti dalam bayangannya.” Itulah mengapa, hidup bukan tentang menghindari satu sisi, tetapi menerima keduanya sebagai bagian dari irama yang lebih besar.

Di balik setiap langkah yang kita ambil, ada makna yang tumbuh dengan perlahan. Dalam gerak kita yang acak, selalu ada pembelajaran. Dan dalam perjalanan yang panjang, selalu ada kebijaksanaan yang bersemayam. Tarian ini bukan hanya perayaan keberhasilan, tetapi juga perayaan atas keberanian kita untuk terus melangkah meski tertatih.

Nietzsche melalui Zarathustranya mengatakan, “Aku hanya percaya pada Tuhan yang tahu cara menari.” Pernyataan ini mengandung pesan bahwa hidup adalah tentang bagaimana kita menari – melepas beban, melampaui kemarahan, dendam, atau kesedihan, dengan selalu berkata “Ya” kepada kehidupan.

Di sisi lain, menari adalah bentuk pengabdian. Dalam gerakan, kita menyatu dengan irama alam. Dalam langkah, kita mendekat pada kebenaran yang melampaui ruang dan waktu. Seperti kata penyair asal India, Rabindranath Tagore, “Kita menari untuk menyentuh yang tak terjangkau untuk menjembatani jarak antara jiwa kita dan yang abadi.”

Pada akhirnya, kehidupan bukanlah tentang bagaimana kita sampai pada tujuan, melainkan bagaimana kita hidup di setiap momen perjalanan. Dalam tarian hidup, setiap langkah adalah kesempatan untuk merasakan aliran anugerah dan menemukan makna.

Maka menarilah. Menarilah di setiap ruang kosong dan waktu sunyi. Menarilah di bawah langit atau di balik pintu. Menarilah sampai kita lupa bahwa kita sedang menari. Seorang spiritualis, Eckhart Tolle, mengatakan, “Kehidupan hanya ada di momen ini. Maka hiduplah sepenuhnya seperti tarian yang tak mengenal akhir.” Karena di sanalah pada akhirnya kita benar-benar hidup.


Oleh: Sitti Nurliani Khanazahrah*



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akar Metafisis dari Bencana Alam: Perspektif Epistemologi Irfani

Kultus Skincare, Penjara Baru bagi Perempuan

Filsafat Tak Tinggal di Menara Gading, Ia adalah Nafas Sehari-hari